Kamis, 02 Mei 2013

Power Point Pembelajaran Elektronik

Energi Nuklir


Masalah energi merupakan salah satu isu penting yang sedang hangat dibicarakan. Semakin berkurangnya sumber energi, penemuan sumber energi baru, pengembangan energi-energi alternatif, dan dampak penggunaan energi minyak bumi terhadap lingkungan hidup menjadi tema-tema yang menarik dan banyak didiskusikan. Pemanasan global yang diyakini sedang terjadi dan akan memasuki tahap yang mengkhawatirkan disebut-sebut juga merupakan dampak penggunaan energi minyak bumi yang merupakan sumber energi utama saat ini.
Dampak lingkungan dan semakin berkurangnya sumber energi minyak bumi memaksa kita untuk mencari dan mengembangkan sumber energi baru. Salah satu alternatif sumber energi baru yang potensial datang dari energi nuklir. Meski dampak dan bahaya yang ditimbulkan amat besar, tidak dapat dipungkiri bahwa energi nuklir adalah salah satu alternatif sumber energi yang layak diperhitungkan.
Isu energi nuklir yang berkembang saat ini memang berkisar tentang penggunaan energi nuklir dalam bentuk bom nuklir dan bayangan buruk tentang musibah radiasi nuklir. Isu-isu ini telah membentuk bayangan buruk dan menakutkan tentang nuklir dan pengembangannya. Padahal, pemanfaatan yang bijaksana, bertanggung jawab, dan terkendali atas energi nuklir dapat meningkatkan taraf hidup sekaligus memberikan solusi atas masalah kelangkaan energi.
Apakan Yang Dimaksud Dengan Nuklir
Sepertinya sebagian besar orang berpikir bahwa nuklir itu sesuatu yang mengerikan dan berbahaya, identik dengan bom dan dampak radiasi yang ditimbulkannya. Bagi kebanyakan orang, nuklir dianggap sebagai sesuatu yang tidak baik dan berbahaya.  Jika kita bersikap terbuka dan mencoba untuk mengenal nuklir lebih dalam lagi, ternyata kita dapat menemukan “kebaikan-kebaikan” yang dapat diberikan nuklir bagi kesejahteraan hidup manusia. Dengan berlandaskan asumsi bahwa nuklir dapat bermanfaat bagi manusia, para peneliti dan orang-orang yang bergelut di bidang nuklir telah banyak memberikan kontribusi bagi kemajuan pengembangan teknologi nuklir. Di zaman ini, manusia sudah banyak melakukan berbagai upaya dan penelitian dalam rangka pemanfaatan energi nuklir. Nuklir adalah sebutan untuk bentuk energi yang dihasilkan melalui reaksi inti, baik itu reaksi fisi (pemisahan) maupun reaksi fusi (penggabungan). Sumber energi nuklir yang paling sering digunakan untuk PLTN adalah sebuah unsur radioaktif yang bernama Uranium. Bagaimana caranya sebuah unsur radioaktif mampu menghasilkan panas yang besar? Yaitu melalui reaksi pemisahan inti (reaksi fisi). perhatikan gambar berikut :
                                  Reaksi pemisahan inti (reaksi fisi)
   Atom uranium (U-235) (digambarkan dengan warna hitam merah di sebelah kiri) memiliki inti yang tidak stabil ketika ada neutron (warna hitam di paling kiri) yang ditembakkan pada inti atom tersebut, maka inti atom uranium akan membelah menjadi dua buah inti atom, yakni atom Barium (Ba-141) dan atom Kripton (Kr-92) serta tiga neutron (warna hitam di kanan). Karena massa atom sebelum pembelahan lebih besar dari pada massa atom setelah pembelahan, maka selisih massa (disebut defek massa) tersebut berubah menjadi energi panas yang besarnya sekitar 200 MeV (Mega elektron volt), ini baru satu buah inti atom. satu gram uranium saja tentu memiliki banyak inti. Sehingga panas yang dihasilkan pun luar biasa besar. Karena Uranium bahan tambang, maka bentuknya juga berupa padatan

Indonesia memiliki cadangan uranium 53 ribu ton yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), yakni sebanyak 29 ribu ton di Kalimantan Barat dan 24 ribu ton sisanya ada di Bangka Belitung. Selain itu Papua juga diindikasikan memiliki cadangan uranium yang cukup besar. Akan tetapi soal ini masih akan diteliti terlebih dahulu. Perkiraan bahwa Pulau Papua menyimpan cadangan uranium atau bahan baku nuklir dalam jumlah besar didasarkan pada kesamaan jenis batuan Papua dengan batuan Australia yang telah diketahui menyimpan cadangan uranium terbesar di dunia. Jika suatu PLTN seukuran 1.000 MW membutuhkan 200 ton Uranium per tahun, maka dengan cadangan di Kalbar saja yang mencapai 29 ribu ton Uranium, Itu berarti bisa memasok Uranium selama 145 tahun. (Dikutip dari Antara Deputi Pengembangan Teknologi Daur Bahan Nuklir dan Rekayasa Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Dr Djarot S Wisnubroto)

Seiring dengan perkembangan dunia di mana populasi semakin bertambah, perkembangan teknologi yang semakin pesat, dan naiknya gaya hidup di negara-negara maju, maka dibutuhkan banyaknya sumber energi listrik. Sumber energi di dunia yang tersedia saat ini meliputi energi batu bara, nuklir, bensin, angin, matahari, hidrogen, dan biomassa. Dari masing-masing jenis energi di atas, terdapat kelebihan dan kelemahan masing-masing.
a.  Batu Bara Kelebihan : Tidak mahal bahan bakarnya, mudah untuk didapat. Kelemahan : Dibutuhkan kontrol untuk polusi udara dari pembakaran batu bara tersebut, berkontribusi terhadap peristiwa hujan asam dan pemanasan global.
b.  Nuklir Kelebihan     :  Bahan bakarnya tidak mahal, mudah untuk dipindahkan (dengan sistem keamanan yang ketat). Energi yang dihasilkan sangat tinggi, dan tidak mempunyai efek rumah kaca dan hujan asam. Kelemahan :  Butuh biaya yang besar untuk sistem penyimpanannya, disebabkan dari bahaya radiasi energi nuklir itu sendiri. Masalah kepemilikan energi nuklir, disebabkan karena bahayanya nuklir sebagai senjata pemusnah massal dan produk buangannya yang sangat radioaktif. 
c.    Bensin  Kelebihan   :  Sangat mudah untuk didistribusikan, mudah untuk didapatkan,   energinya cukup tinggi. Kelemahan :    Untuk sekarang, sumber bahan bakarnya sudah tinggal sedikit. Berkontribusi terhadap pemanasan global, dan harganya semakin mahal seiring dengan ketersediaannya.
d. Matahari Kelebihan   :    Energi matahari bebas untuk didapatkan. Kelemahan :  Tergantung pada cuaca, waktu, dan area. Untuk teknologi saat ini, masih dibutuhkan area yang luas untuk meletakkan panel surya dan energi yang dihasilkan dari panel surya tersebut masih sangat sedikit. 
e.  Angin Kelebihan  :      Angin mudah untuk didapatkan dan gratis. Biaya perawatan dan meregenerasi energinya semakin murah dari waktu ke waktu. Sumber energi ini baik digunakan di daerah pedesaan terutama pada daerah pertanian. Kelemahan :   Membutuhkan banyak pembangkit untuk menghasilkan energi yang besar. Terbatas untuk area yang berangin saja, membutuhkan sistem penyimpanan energi yang mahal. Pada saat musim badai, angin dapat merusak instalasi pembangkit listrik.
f.  Biomassa Kelebihan :     Masih dalam tahap pengembangan, membutuhkan instalasi pembangkit yang tidak terlalu besar. Kelemahan :  Tidak efisien jika hanya sedikit instalasi pembangkit yang dibangun, berkontribusi terhadap pemanasan global.
g.  Hidrogen Kelebihan   :      Mudah dikombinasikan dengan oksigen untuk menghasilkan air dan energi. Kelemahan :   Sangat mahal untuk biaya produksi, membutuhkan energi yang lebih besar untuk membuat hidrogennya sendiri.
Dengan berdasarkan fakta di atas, dapat dilihat sumber energi dari nuklir sangat dibutuhkan, karena terdapat beberapa sumber energi (seperti bensin dan batu bara) yang ketersediaannya di alam semakin sedikit, sehingga dibutuhkan sumber energi yang baru. 




Gambar Model Atom


Periodic Table of Chemistry


Kimia Atmosfer

Atmosfer
Atmosfer merupakan campuran dari berbagai macam gas yang bersifat homogen. Atmosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu atmos (uap) dan sphaira (bola/bumi). Jadi atmosfer menurut bahasanya dapat diartikan selubung berwujud gas yang mengelilingi bumi. Atmosfer terdiri atas sejumlah lapisan. Penamaanya didasarkan pada perbedaan karakteristik masing-masing lapisan.

Fungsi Atmosfer
Atmosfer berfungsi sebagai payung atau pelindung kehidupan di bumi dari radiasi matahari yang kuat pada siang hari dan mencegah hilangnya panas keruang angkasa pada malam hari. Atmosfer juga merupakan penghambat bagi benda-benda angkasa yang bergerak melaluinya sehingga sebagian meteor yang melalui atmosfer akan menjadi panas dan hancur sebelum mencapai permukaan bumi. Atmosfer mempunyai fungsi sebagai pelindung utama kehidupan di bumi karena dapat menyerap banyak sinar kosmik di angkasa luar dan dapat pula menyerap radiasi elektromagnetikdari sinar matahari. Hanya radiasi dalam daerah panjang gelombang 300-2500 nm dan 0,01-40 m ditransmisikan ke berbagai keadaan yang cocok oleh atmosfer. Selain itu, atmosfer menjaga stabilitas suhu di permukaan bumi. Atmosfer penting dalam menjaga keseimbangan panas di bumi dengan kemampuannya untuk menyerap radiasi inframerah yang datang dari matahari yang kemudian dipancarkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah .

Sifat dan Susunan Termosfer
Susunan utama dari udara kering yaitu : 78,09 % Nitrogen, 20,95 % Oksigen, 0,93 % gas- gas mulia, 0,03 % Karbon dioksida, dan Beberapa gas lainnya dalam jumlah yang sangat renik. Kelimpahan gas renik yang paling banyak adalah metana dan CH4 .hampir semua gas tersebut dihasilkan dari fermentasi oleh bakteri anaerob dalam lahan basah dan daerah peternakan sedangkan yang berasal dari kegiatan manusia hanya kurang dari 30%.
      Pembagian Wilayah Atmosfer
Troposfer
      Gejala cuaca (awan, petir, topan, badai dan hujan) terjadi di lapisan troposfer.Pada lapisan ini terdapat penurunan suhu yang terjadi karena sangat sedikitnya troposfer menyerap radiasi gelombang pendek dari matahari,sebaliknya permukaan tanah memberikan panas pada lapisan troposfer yang terletak di atasnya; melalui konduksi, konveksi, kondensasi dan sublimasi yang dilepaskan oleh uap air atmosfer.Konduksi adalah proses pemanasan secara merambat. Konveksi adalah proses pemanasan secara mengalir.Kondensasi adalah proses pendinginan yang mengubah wujud uap air menjadi air. Sublimasi adalah proses perubahan wujud es menjadi uap air. Pertukaran panas banyak terjadi pada troposfer bawah, karena itu suhu turun dengan bertambahnya ketinggian pada situasi meteorologi (ilmu tentang cuaca). Nilainya berkisar antara 0,5 dan 1 C tiap 100 meter dengan nilai rata -rata 0,65 C tiap 100 meter. Udara troposfer atas sangat dingin dengan demikian lebih berat dibandingkan dengan udara diatas tropopause sehingga udara troposfer tidak dapat menembus tropopause. Ketinggian tropopause lebih besar di ekuator daripada di daerah kutub. Di ekuator, tropopause terletak pada ketinggian 18 km dengan suhu - 80 C, sedangkan di kutub tropopause hanya mencapai ketinggian 6 km dengan suhu - 40 C. Tropopause adalah lapisan udara yang terdapat diantara troposfer dengan stratosfer. Karakteristik dari troposfer yaitu terjadinya penurunan suhu dengan adanya kenaikan altitude dengan adanya penambahan jarak dari radiasi panas bumi. Dengan tidak adanya pencemaran udara, komposisi troposfer sangat homogen tetapi kandungan air di troposfer sangat bervariasi. Hal ini disebabkan oleh pembentukan awan , pengendapan, dan penguapan dari air yang berasal dari daerah terresterial dan badan – badan air. Wilayah yang paling dingin suhunya di troposfer adalah tropopause. Hal ini disebabkan adanya kondensasi dari air menjadi partikel-partikel es. Kejadian ini menghindari air mencapai ketinggian dimana akan terbentuk gas hidrogen yang cukup tinggi di atmosfer dan sebaliknya akan kekurangan air.

Statosfer
Lapisan atmosfer diatas tropopause merupakan lapisan inversi, artinya suhu udara bertambah tinggi (panas) seiring dengan naiknya ketinggian. Disebut juga lapisan IsothermisStatosfer dicirikan dengan terjadinya kenaikan temperatur sesuai dengan kenaikan altitude.Kenaikan temperatur diakibatkan dari adanya Ozon, O3 yang mencapai konsentrasi volume 10 ppm dipusat daerah statosfer. Ozon mengabsorpsi energi dalam bentuk sinar ultraviolet dan menyebabkan kenaikan temperatur. Temperatur maksimum tercapai pada lapisan teratas dari statosfer.

Mesosfer
Lapisan mesosfer ditandai dengan penurunan orde suhu 0,4 C setiap 100 meter, karena lapisan ini mempunyai keseimbangan radiasi yang negatif. Bagian atas mesosfer dibatasi oleh mesopause yaitu lapisan di dalam atmosfer yang mempunyai suhu paling rendah, kira-kira -100 C. Ketinggian sekitar 85 km.

Thermosfer
Lapisan ini terletak pada ketinggian 85 dan 300 km yang ditandai dengan kenaikan suhu dari -100 C sampai ratusan bahkan ribuan derajat Denagn kenaikan altitude di mesosfer terjadi penurunan kembali dari temperatur yang disebabkan oleh penurunan tingkat radiasi yang di adsorbsi spesi-spesi , terutama oleh ozon-ozon pada altitude yang lebih tinggi dari mesosfer dan diatasnya , molekul-molekul dan atom-atom spesi dapat keluar secara sempurna dari atmosfer bumi( daerah ezosfer) dan temperatur maksimum dapat mencapai kurang lebih 1200 C di daerah termosfer.
                                                                      Lapisan Thermosfer

Rabu, 01 Mei 2013

Cinta Terlarang Elektron


Elektron duduk termenung, sesekali ia kayuhkan kedua kakinya agar ayunan bergerak perlahan. Ayunan yang sering disebut orbital merupakan tempat yang paling Elektron sukai. Jadi siapapun orang yang ingin menemukannya langsung saja menuju orbital. Walau demikian, tidaklah mudah untuk bertemu Elektron di sana. Tapi setidaknya orbitallah tempat kemungkinan Elektron melepaskan penatnya ketika ia berada di rumah atom.
“Mengapa aku selalu ingat Proton?” keluh Elektron seraya menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.
“Apa yang salah dengan perasaan ini, tidak bolehkah aku tertarik padanya?” pertanyaan yang kesekian kalinya namun tak juga Elektron mengetahui jawabannya.
Elektron menatap jauh ke depan dan terhenti pada sebuah kamar yang biasa disebut nukleous. Tatapannya sarat dengan beban namun begitu tajam seakan ingin menembus dinding kamar dimana Proton berada.
“Seandainya aku adalah Neutron, pastilah hatiku sangat senang karena aku akan selalu dekat dengan Proton” gumannya lagi.
~ *** ~
       Elektron tinggal di sebuah rumah mungil bersama dua saudara angkatnya. Para tetangga memanggil rumah mungil itu dengan sebutan atom. Elektron adalah anak tertua. Kelahirannya dibantu oleh om J.J Thomson pada tahun 1897. Semenjak dalam kandungan dia sering dipanggil dengan nama sinar katoda karena Elektron merupakan anak yang diperoleh melalui tabung sinar katoda dan perkembangannya selalu dipantau oleh om William Crookes. Setelah lahir, ia diberi nama Elektron seperti yang diinginkan om G.J Stoney. Beratnya ditimbang oleh om Robert Milikan ternyata hanya 9,11 x 10-28 gram.
Adiknya yang pertama bernama Proton. Kelahirannya dibantu oleh om  E. Rutherford pada tahun1906. Dia lebih gendut dibandingkan Elektron karena massanya 1837 kali dari massa Elektron yaitu 1,673 x 10-24 gram.
      Pada tahun 1932, Elektron mempunyai adik kedua yang diberi nama Neutron. Om James Chadwick yang membantu kelahirannya. Dia hampir sama gendutnya dengan Proton karena massanya adalah 1,675 x 10-24 gram.
      Walaupun mereka bersaudara dan tinggal bersama dalam rumah atom tetapi karakter ketiganya berbeda. Elektron paling tidak suka berada di dalam rumah. Baginya dunia terasa sempit jika hanya memandang tembok-tembok yang memisahkannya dengan dunia luar. Berkeliling di halaman rumah lebih mengasyikkan, Elektron dapat berjalan-jalan di taman, memandang bunga-bunga yang berkembang dan menghirup keharumannya. Saat pagi tiba, mentari akan menyusupkan kehangatannya sehingga Elektron semakin bersemangat untuk terus beraktifitas. Biasanya, Elektron akan bersepeda melalui lintasan yang disebutnya sebagai orbit. jika dia merasa lelah maka Elektron beristirahat dalam orbital. Keaktifan Elektron dianggap perilaku yangnegatif oleh keluarganya.
     Lain lagi dengan kedua adiknya, mereka lebih suka di dalam kamar. Kamar itu mereka sebut dengan nucleus karena itulah mereka berdua dinamakan nucleon. Walaupun begitu, Elektron tahu jika Proton terkadang tertarik dengan aktifitasnya. Sehingga mereka sering mencoba bertemu untuk saling berbagi hati. Sedangkan Neutron dia sangat cuek. Apapun yang terjadi di dalam rumah atom, dia  netral-netral saja.
Bagi keluarga atom, sifat pendiam Proton merupakan sifat yang dianggap positif. Namun bagi Elektron, Proton mempunyai karisma yang membuatnya  terlihat sempurna dibandingkan Neutron. Adanya perbedaan karakter antara Elektron dan Proton membuat mereka saling tertarik. ketertarikan inilah yang membuat beban bagi keduanya karena semestinya itu tidak ada.
~ *** ~
“Aku mohon Proton, cobalah kamu mengerti perasaanku” kata Elektron.
“Maaf Elektron, tanpa kau katakanpun aku tahu perasaanmu karena akupun merasa demikian, tapi itu tak mungkin” jawab Proton setengah tersedu menahan tangisnya.
“Jikalau kita bersatu, maka takkan ada rumah atom lagi” lanjut Proton lirih.
Elektron terdiam, dia paham sekali tak mungkin Proton meninggalkan nukleous. tapi ia juga tak mungkin menghapus ketertarikannya pada Proton dengan mudah, Mengacuhkannya saja membuat rasa menjadi gundah. Apalagi harus jauh darinya, pastilah rindu itu ada. Rindu pada perhatiannya, rindu pada cerita manjanya, rindu dengan tatapan penuh rasa rahasia yang dalam.
“Ya sudahlah, biarkanlah perasaan ini tetap ada, toch aku masih bisa memandangmu meski tak mampu bersamamu” ujar Elektron kemudian.
“Kamu tahu Proton, hanya kaulah yang sering datang dalam mimpiku dan memang hanya menjadi mimpiku….” lanjut Elektron menegaskan apa yang dirasakannya selama ini.
      Keduanya kini terdiam, diam oleh ketidakberdayaan akan sebuah perasaan yang entah kapan hadir diantara keduanya. Namun mereka paham, kebahagiaan tidak selalu harus menjadi satu tetapi saling mengingatkan ketika salah, memotivasi ketika lelah, memberikan nasehat bijak ketika gundah, semoga semuanya menjadi ajang untuk ibadah. Dari perbedaan inilah yang akan menjadikan mereka dalam satu-kesatuan di rumah atom sehingga mereka dapat menempati posisi, tugas dan fungsinya masing-masing demi berputarnya dunia yang indah.

Koloid


Pengertian Koloid
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Larutan memiliki sifat homogen dan stabil. Suspensi memiliki sifat heterogen dan labil. Sedangkan koloid memiliki sifat heterogen dan stabil. Koloid merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat "didispersikan" ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nanometer (nm) hingga satu mikrometer (µm).perhatikan perbedaan tiga contoh campuran di bawah ini :
a.      Campuran antara air dengan sirup.
b.      Campyuran antara air dengan susu.
c.       Campuran antara air dengan pasir.
Jika kita campurkan air dengan sirup maka sirup akan terdispersi (bercampur) dengan air secara homogen (bening) Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa maupun penyaringan yang lembut (penyaringan mikro). Secara makroskopis maupun mikroskopis mcampuran ini tampak homogen, tidak dapat dibedakan mana yang air dan mana yang sirup. Campuran seperti inilah yang disebut larutan.
Jika kita campurkan susu (misalnya, susu instan) dengan air, ternyata susu "larut" tetapi "larutan" itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan (hasil penyaringan tetap keruh). Secara makroskopis campuran ini tampak homogen. Akan tetapi, jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata masih dapat dibedakan partikel-partikel lemak susu yang tersebar di dalam air. Campuran seperti inilah yang disebut koloid.
Jika kita campurkan air dengan pasir maka pasir akan terdispersi (bercampur) dengan air secara heterogen dan langsung  memisah antara air dengan pasir, yang keadaannya pasir akan mengendap di dasar air dan dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa, bahkan dapat dipisahkan dengan cara dituang perlahan-lahan. Secara makroskopis campuran ini sudah tampak hetrogen, dapat dibedakan mana yang air dan mana yang pasir. Campuran seperti inilah yang disebut suspensi.
Jadi, koloid tergolong campuran heterogen (dua fase) dan setabil. Zat yang didipersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan zat disebut medium dispersi. Fase terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus), sedangkan medium dispersi bersifat kontinu. Pada campuran susu dengan air, fase terdispersi adalah lemak, sedangkan medium dispersinya adalah air
Jenis-jenis Koloid
Penggolongan sistem koloid didasarkan pada jenis fase pendispersi dan fase terdispersi yaitu: Aerosol : Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat. Sol :Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Emulsi : Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Sedangkan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat disebut emulsi padat dan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam gas disebut emulsi gas. Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Misalnya detergen dicampurkan kedalam campuran minyak dan air, maka akan diproleh campuran stabil yang disebut emulsi. Buih : Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih, sedangkan sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat padat disebut buih padat.Buih digunakan dalam proses pengolahan biji logam dan alat pemadam kebakarn. Contoh buih cair: busa detergen. Contoh buih padat: biscuit. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat yang mengandung pembuih dan distabilkan oleh pembuih seperti detergen dan protein. Gel : Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat dan bersifat setengah kaku disebut gel. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsropsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat.
Sistem koloid dapat dikelompokkan, seperti tabel berikut :
No
Fase Terdispersi
Medium Pendispersi
Nama Koloid
Contoh
1
Gas
Cair
Busa/Buih
Buih detergen, krim kocok
2
Gas
Padat
Busa padat
Batu apaung, karet busa
3
Cair
Gas
Aerosol
Awan, kabut
4
Cair
Cair
Emulsi
Susu, santan
5
Cair
Padat
Emulsi padat
Keju, mentega, mutiara
6
Padat
Gas
Aerosol padat
Asap, debu
7
Padat
Cair
Sol
Cat, kanji, tinta
8
Padat
Padat
Sol padat
Kaca berwarna, paduan logam

Sifat-Sifat Koloid
Efek Tyndal

Cara yang paling mudah untuk membedakan suatu campuran merupakan larutan, koloid, atau suspensi adalah menggunakan sifat efek Tyndall . Jika seberkas cahaya dilewatkan melalui suatu sistem koloid, maka berkas cahaya tersebut kelihatan dengan jelas. Hal itu disebabkan penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid. Gejala seperti itulah yang disebut efek Tyndall koloid.
Istilah efek Tyndall didasarkan pada nama penemunya, yaitu John Tyndall (1820-1893) seorang ahli fisika Inggris. John Tyndall berhasil menerangkan bahwa langit berwarna biru disebabkan karena penghamburan cahaya pada daerah panjang gelombang biru oleh partikel-partikel oksigen dan nitrogen di udara. Berbeda jika berkas cahaya dilewatkan melalui larutan, nyatanya berkas cahaya seluruhnya dilewatkan. Akan tetapi, jika berkas cahaya tersebut dilewatkan melalui suspensi, maka berkas cahaya tersebut seluruhnya tertahan dalam suspensi tersebut.

Gerak Brown
Dengan menggunakan mikroskop ultra (mikroskop optik yang digunakan untuk melihat partikel yang sangat kecil) partikel-partikel koloid tampak bergerak terus-menerus, gerakannya patah-patah (zig-zag), dan arahnya tidak menentu. Gerak sembarang seperti ini disebut gerak Brown. Gerak Brown ditemukan oleh seorang ahli biologi berkebangsaan Inggris, Robert Brown ( 1773 – 1858), pada tahun 1827.
Gerak Brown terjadi akibat adanya tumbukan yang tidak seimbang antara partikel-partikel koloid dengan molekul-molekul pendispersinya. Gerak Brown akan makin cepat, jika partikel-partikel koloid makin kecil. Semakin tinggi suhu, maka gerak brown yang terjadi juga semakin cepat, karena energi molekul medium meningkat sehingga menghasilkan tumbukan yang lebih kuat. Gerak brown yang terus menerus dapat mengimbangi gaya gravitasi sehingga partikel koloid tidak mengalami sedimentasi (pengendapan). Gerak Brown adalah bukti dari teori kinetik molekul. 
Elektroforesis
Jika sepasang elektrode dimasukkan ke dalam sistem koloid, partikel koloid yang bermuaran positif akan menuju elektrode negatif (katode) dan partikel koloid yang bermuatan negatif akan menuju elektrode positif (anode). Pergerakan partikel-partikel koloid dalam medan listrik ke masing-masing elektrode disebut elektroforesis . Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid.
Pada sel elektroforesis, partikel-partikel koloid akan dinetralkan muatannya dan digumpalkan di bawah masing-rnasing elektrode. Di samping untuk menentukan muatan suatu partikel koloid, elektroforesis digunakan pula dalam industri, misalnya pembuatan sarung tangan dengan karet. Pada pembuatan sarung tangan ini, getah karet diendapkan pada cetakan berbentuk tangan secara elektroforesis. Elektroforesis juga digunakan untuk mengurangi pencemaran udara yang dikeluarkan melalui cerobong asap pabrik. Metode ini pertama-tama dikembangkan oleh Frederick Cottrell (1877 - 1948) dari Amerika Serikat. Metode ini dikenal dengan metode Cottrell . Cerobong asap pabrik dilengkapi dengan suatu pengendap listrik (pengendap Cottrell), berupa lempengan logam yang diberi muatan listrik yang akan menggumpalkan partikel-partikel koloid dalam asap buangan.

Absorpsi

     Suatu partikel koloid akan bermuatan listrik apabila terjadi penyerapan ion pada permukaan partikel koloid tersebut. Contohnya, koloid Fe(OH) 3 dalam air akan menyerap ion H+ sehingga bermuatan positif, sedangkan koloid As 2 S 3 akan menyerap ion-ion negatif. Kita tahu bahwa peristiwa ketika permukaan suatu zat dapat menyerap zat lain disebut absorpsi . Berbeda dengan absorpsi pada umumnya, penyerapan yang hanya sampai ke bagian dalam di bawah permukaan suatu zat, suatu koloid mempunyai kemampuan mengabsorpsi ion-ion. Hal itu terjadi karena koloid tersebut mempunyai permukaan yang sangat luas.

Koloid Liofil dan Koloid Liofob      
Adanya sifat absorpsi dan zat terdispersi (dengan fase padat) terhadap mediumnya (dengan fase cair), maka kita mengenal dua jenis sol, yaitu sol liofil dan sal liofob. Sol liofil ialah sol yang zat terdispersinya akan menarik dan mengabsorpsi molekul mediumnya. Sol liofob ialah sol yang zat terdispersinya tidak menarik dan tidak mengabsorpsi molekul mediumnya.
Bila sol tersebut menggunakan air sebagai medium, maka kedua jenis koloid tersebut adalah sol hidrofil dan sot hidrofob. Contoh koloid hidrofil adalah detergen, Contoh koloid hidrofob adalah sol-sol sulfideSol liofil lebih kental daripada mediumnya dan tidak terkoagulasi jika ditambah sedikit elektrolit. Oleh karena itu, koloid liofil lebih stabil jika dibandingkan dengan koloid liofob. Untuk menggumpalkan koloid liofil diperlukan elektrolit dalam jumlah banyak, sebab selubung molekul-molekul cairan yang berfungsi sebagai pelindung harus dipecahkan terlebih dahulu. Untuk memisahkan mediumnya, pada koloid liofil, dapat kita lakukan dengan cara pengendapan atau penguraian. Akan tetapi, jika zat mediumnya ditambah lagi, maka akan terbentuk koloid liofil lagi. Dengan kata lain, koloid liofil bersifat reversibel . Koloid liofob mempunyai sifat yang berlawanan dengan koloid liofil.